Kenapa Produsen Bus China Tidak Jual Lagi Bus Diesel Ke Indonesia? Tapi di Malaysia dan Filipina bus china terus ekspansi.
Tidak dipungkiri industri otomotif global saat ini, sangat dipengaruh dengan kehadiran banyak merek dan produk otomotif buatan China. Tanpa terkecuali Indonesia.
Dimana kini, Tidak hanya mobil dan motor listrik saja, terlihat ada banyak merek bus asal China, yang juga memasarkan produknya ke Indonesia.
Namun uniknya, jika diMalaysia ada banyak produsen bus China yang menjual produk, berupa sasis bus berbahan bakar diesel atau konvensional.
Di Indonesia, justru malah sebaliknya, dimana saat ini mayoritas produsen bus asal China terlihat lebih dominan memasarkan produk bus listrik, ketimbang bus berbahan bakar Konvensional.
Sehingga disegmen pasar bus konvensional, sejauh ini belum ada tanda-tanda, jika bus merek China akan bangkit kembali dan memasarkan produk model terbaru.
Diartikel ini kita akan membahas secara umum, alasan dibalik produsen bus dari China lebih suka jual bus listrik ke Indonesia, ketimbang bus diesel.
Catatan Penulis:
Artikel ini dibuat berdasarkan riset dan opini pribadi penulis, tanpa melibatkan ahli bisnis, perwakilan merek bus china, dan sebagainya.
PASAR BUS INDONESIA SUDAH “RED OCEAN”
Tidak dipingkiri, market bus berbahan bakar Konvensional di Indonesia, sudah sejak lama didominasi oleh merek bus dari negara Jepang dan merek otomotif komersil Eropa.
Serta bisa dikatakan juga, kalau pasar bus konvensional dalam negeri, kini persaingannya sudah sangat ketat dan kompetitif serta sudah diisi oleh banyak sekali merek bus seperti,
– Scania dan Volvo dari Swedia.
– Mercedes Benz dan MAN dari Jerman
– Hino, Mitsubishi Fuso, dan Isuzu dari Jepang. Dan lain sebagainya.
Sehingga ini akan cukup menguras kemampuan, sumber daya perusahaan, dan besaran nilai yang perlu diinvestasikan perusahaan bus china ke Indonesia.
Disisi lain, produsen bus dari China juga jika masuk bersaing ke pasar Indonesia, ia harus mengejar ketertinggalan dengan kompetitor, yang sudah berdiri dan menciptakan sistem selama puluhan tahun.
Sehingga salah satu langkah yang paling tepat dan realistis untuk saat ini, terutama bagi brand kendaraan komersil asal China untuk masuk ke pasar bus Indonesia ialah dengan bermain disegmen market bus berbasis listrik.
Yang selama ini, terutama di Indonesia belum banyak dijamah oleh brand otomotif komersil.
Dan cara ini, sepertinya juga dilakukan oleh Hyundai yang merupakan merek kendaraan asal Korea Selatan, yang kini juga memasarkan produk bus listriknya ke Indonesia.
Baca Juga: Ini Dia Perusahaan Otobus Pengguna Sasis Scania K450CB
KEMAMPUAN AFTERSALES.
Tidak dipungkiri, terutama disegmen perusahaan transportasi, banyak dari mereka yang justru lebih mengedepankan kualitas dan kuantitas sistem aftersales yang dimiliki oleh suatu brand otomotif komersil, ketimbang penawaran harga dan spesifikasi pada produk.
Mengingat untuk kendaraan komersil seperti bus, truck, dan tipe kendaraan komersil lainnya.
Setiap unitnya memiliki peran sebagai “aset investasi” perusahaan, yang apabila berhenti operasional maka akan berdampak langsung pada nadi ekonomi dari perusahaan transportasi itu sendiri.
Sejalan dengan itu, kendaraan komersil seperti bus dan truk juga umumnya memerlukan perawatan yang intens, secara berkala, sebab kendaraan komersil bisa dikatakan juga sebagai kendaraan cape, dengan jangkauan operasional yang lebih jauh dari kendaraan yang digunakan untuk kegiatan pribadi.
Dimana perawatan intensif diperlukan guna memastikan, setiap unit bus yang dimiliki dapat beroperasi secara optimal terus-menerus.
Jadi, Disini bukan hanya soal harga produk yang jadi tolak ukur, melainkan juga bagaimana pasokan komponen, suku cadang, hingga kualitas sistem aftersales dapat menjamin ketersediaan barang pendukung dengan harga yang relevan dan normal.
Jadi peran dari aftersales ini sangat amat penting, yang juga turut serta melibatkan tingkat kepercayaan konsumen.
Untuk menjawab hal tersebut, tentu diperlukan komitmen yang tinggi dan konsistensi yang kuat, serta lagi-lagi nilai investasi yang tidak murah, guna memaksimalkan pelayanan dan sistem aftersales.
BERHADAPAN DENGAN KONSUMEN LOYALITAS.
Selain berhadapan dengan kompetitor dan sistem berkelanjutan yang kompleks.
Perusahaan bus dari China juga, jika ingin masuk ke pasar bus Indonesia harus siap-siap berhadapan dengan pengusaha bus, yang didalam negeri didominasi oleh perusahaan otobus swasta, yang juga loyal pada suatu brand kendaraan komersil.
Sebab tidak dipungkiri, pengusaha bus dalam negeri sangat loyal kepada merek yang telah mereka percayai dan tentunya ini adalah tantangan terberat dari suatu brand otomotif, yang baru mau masuk atau ingin kembali masuk ke pasar otomotif suatu negara.
Mengingat, loyalitas biasanya terbangun dari kepercayaan konsumen terhadap suatu merek, dalam kurung waktu yang panjang.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DARI KEDUA NEGARA.
Tidak dipungkiri, majunya industri dan ekosistem otomotif China, tidak lepas dari peran serta pemerintah China melalui regulasi.
Dimana beberapa dekade belakangan, Pemerintah China sedang gencar membuat regulasi dan sistem agar kendaraan listrik buatan China dapat dipasarkan lebih luas.
Sedangkan Indonesia, saat ini memiliki kebijakan yang lebih menguntungkan untuk sektor kendaraan listrik.
Jadi tidak heran, mengapa banyak produsen bus dari China, lebih mengutamakan pasar bus listrik, ketimbang pasar bus konvensional di Indonesia.
Sejalan dengan itu, terutama untuk moda transportasi daerah terintegrasi.
Kini pemerintah Indonesia maupun daerah juga sedang gencar melakukan pengadaan bus listrik dalam jumlah besar.
Tidak hanya untuk membentuk jaringan sistem transportasi baru.
Melainkan ada juga yang ditujukan untuk beralih dari pengoperasian bus berbahan bakar konvensional ke bus listrik.
Baca Juga: Tentrem Ekspor Bus AVANTE Ke Timor Leste
Itu dia alasan Kenapa Produsen China Tidak Jual Lagi Bus Diesel.
Kunjungi selalu busdotid.com untuk melihat beragam informasi lainnya seputar transportasi bus.
Eksplorasi konten lain dari Busdotid
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.